ILMU PENGETAHUAN TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN
Nama : Desswara Mahardika Mukmin
NPM :10120295
KELAS : 1KA27
 
ILMU PENGETAHUAN
Pengertian Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah bagaimana manusia memahami dirinya dan lingkungannya, meneliti hubungan dan pengaruh hal-hal tersebut antara satu dengan yang lainnya, dan dapat menjelaskan dan menerapkan hasilnya dengan menggunakan aktivitas dan metode yang ada sehingga didapatkan kumpulan informasi/pengetahuan yang lengkap dan sistematis mulai sejak awal hingga saat ini.
 
Empat Hal Sikap yang Ilmiah
Sikap ilmiah adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh setiap ilmuwan dalam melakukan tugasnya (memelajari, meneruskan, menolak/menerima serta mengubah/menambah suatu ilmu). Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap yang bersifat ilmiah, yang meliputi empat hal yaitu :
1.     Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga menacapi pengetahuan ilmiah yang obeyktif.
2.     Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada.
3.     Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tak dapat diubah maupun terhadap indera dam budi yang digunakan untuk mencapai ilmu.
4.     Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
Beberapa sikap ilmiah lainnya dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara lain :
1.     Sikap ingin tahu, apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiea; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
2.     Sikap kritis, tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan; Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
3.     Sikap obyektif, melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.
4.     Sikap ingin menemukan, selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya. Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
5.     Sikap tekun, tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti. Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatnya.
 
TEKNOLOGI
Pengertian Teknologi
Pengertian teknologi secara umum ialah ilmu yang berhubungan dengan alat atau mesin yang diciptakan untuk mempermudah manusia dalam menyelesaikan berbagai macam masalah atau pekerjaan yang terdapat di dunia. Penggunaan teknologi oleh umat manusia diawali dengan adanya pengubahan sumber daya alam menjadi berbagai macam alat-alat sederhana. Istilah teknologi sendiri berasal dari perpaduan dua kata, yaitu techne dan logos. Kata techne dalam bahasa Yunani memiliki arti keterampilan sedangkan logos berarti ilmu. Secara singkatnya, pengertian teknologi berarti ilmu yang mempelajari tentang keterampilan. Penggunaan istilah teknologi sendiri diadopsi dari bahasa Inggris “Technology” sejak abad ke-20 yang bersamaan dengan berakhirnya Revolusi Industri Kedua.
 
Pengertian Teknologi Menurut Para Ahli
·       Menurut Poerbahwadja Harahap, pengertian teknologi mengacu pada sebuah ilmu pengetahuan yang menyelidiki tentang cara kerja di bidang teknik, mengacu pada sebuah ilmu pengetahuan yang digunakan dalam pabrik ataupun industri tertentu. Dimana definisi ini mengacu pada definisi praktis dari teknologi yang banyak ditemukan pada pabrik-pabrik dan industri tertentu.
·       Menurut seorang ahli teknologi bernama Nasibit mengatakan bahwa teknologi adalah sebuah benda dan juga sekaligus obyek berikut bahan dan wujud yang berbeda dibandingkan dengan manusia biasa.
·       Pendapat lain juga diungkapkan oleh Miarso yang menyatakan bahwa teknologi adalah suatu bentuk proses yang meningkatkan nilai tambah. Proses tersebut dapat menghasilkan suatu produk tertentu dimana produk yang bersangkutan tidak terpisah dari produk lain yang telah ada terlebih dulu. Teknologi menurutnya merupakan sebuah bagian integral yang terdapat dalam suatu sistem tertentu.
·       Sedangkan itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teknologi memiliki arti: (1) metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan; (2) keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
 
Ciri - Ciri Fenomena Teknik pada Masyarakat
Teknologi memperlihatkan fenomenanya dalam masyarakat sebagai hal imperasional dan memiliki otonomi mengubah setiap bidang kehidupan manusia menjadi lingkup teknis. Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja 1980 memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.     Rasionalitas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
2.     Artiisialitas, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan tidak alamiah.
3.     Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi, dan rumusan dilaksanakan serba otomatis.
4.     Teknis berkembang pada suatu kebudayaan.
5.     Monisme, artinya semua teknik bersatu, saling berinteraksi dan saling bergantung.
6.     Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ideologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan.
7.     Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri.
 
Ciri - Ciri Teknologi Barat
1.     Serba intensif dalam segala hal, seperti modal, organisasi, tenaga kerja dan lain-lain, sehingga lebih akrab dengan kaum elit daripada dengan buruh itu sendiri.
2.     Dalam struktur sosial, teknologi barat bersifat melestarikan sifat kebergantungan.
3.     Kosmologi atau pandangan teknologi Barat adalah: menganggap dirinya sebagai pusat yang lain.
 
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN NILAI
Ilmu pengetahuan dan teknologi sering dikaitkan dengan nilai atau moral. Penerapan ilmu pengetahuan khususnya teknologi sering kurang memperhatikan masalah nilai, moral atau segi-segi manusiawinya. Ilmu dapatlah dipandang sebagai produk, sebagai proses, dan sebagai paradigma etika (Jujun S. Suriasumantri, 1984). Ilmu dipandang proses karena ilmu merupakan hasil dari kegiatan sosial, yang berusaha memahami alam, manusia dan perilakunya baik secara individu atau kelompok.
Ilmu adalah diperoleh melalui kegiatan metode ilmiah atau epistemologi. Jadi, epistemologi merupakan pembahasan bagaimana mendapatkan pengetahuan. Epistemologi ilmu terjamin dalam kegiatan metode ilmiah. Metode ilmiah adalah kegiatan menyusun tubuh pengetahuan yang bersifat logis, penjabaran hipotesis dengan deduksi dan verifikasi atau menguji kebenarannya secara faktual; sehingga kegiatannya disingkat menjadi logis-hipotesis-verifikasi atau deduksi-hipotesis-verifikasi. Sedangkan pengetahuan adalah pikiran atau pemahaman di luat atau tanpa kegiatan metode ilmiah, sifatnya dapat dogmatis, banyak spekulasi dan tidak berpijak pada kenyataan empiris. Sumber pengetahuan dapat berupa hasil pengalaman berdasarkan akal sehat (bommon sense) yang disertai mencoba-coba, intuisi (pengetahuan yang diperoleh tanpa penalaran) dan wahyu (merupaka pengetahuan yang diberikan Tuhan kepada para nabi atau utusannya).
Tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan : ontologis, epistemologis dan aksiologis.
1.     Epistemologis, hanyalah merupakan cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh pengetahuan. Kegiatan ilmiah harus ditujukan kepada pencarian kebenaran dengan jujur tanpa mendahulukan kepentingan kekuatan argumentasi pribadi.
2.     Ontologis, hakikat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup wujud yang menjadi objek penjelasannya, merupakan objek formal dari suatu pengetahuan. Kegiatannya adalah menafsirkan hikayat realitas yang ada, sebagaimana adanya (das sein), melalui desuksi-desuksi yang dapat diuji secara fisik. Artinya ilmu harus bebas dari nilai-nilai yang sifatnya dogmatik.
3.     Aksiologis, asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan. Lebih lengket dengan nilai atau moral, di mana ilmu harus digunakan dan dimanfaatkan demi kemaslahatan manusia. Ilmu bukan tujuan tetapi sebagai alat atau sarana dalam rangka meningkatkan taraf hidup manusia, dengan memperhatikan dan mengutamakan kodrat dan martabat manusia serta menjaga kelestarian lingkungn alam.
Kaitan ilmu dan teknologi dengan nilai atau moral, dalam hal ini sikap ilmuwan dibagi menjadi dua golongan :
1.     Golongan yang menyatakan ilmu dan teknologi adalah bersifat netral terhadap nilai-nilai baik secara ontologis maupun secara aksiologis, soal penggunaannya terserah kepada si ilmuwan itu sendiri, apakah digunakan untuk tujuan baik atau tujuan buruk.
2.     Golongan yang menyatakan bahwa ilmu dan teknologi itu bersifat netral hanya dalam batas-batas metafisik keilmuwan, sedangkan dalam penggunaan dan penelitiannya harus berlandaskan pada asas-asas moral atau nilai-nilai, golongan ini berasumsi bahwa ilmuwan telah mengetahui ekses-ekses yang terjadi apabila ilmu dan teknologi disalahgunakan.
Upaya untuk menjikkan teknologi di antaranya :
1.     Mempertimbangkan atau kalai perlu mengganti kriteria utama dalam menolak atau menerapkan suatu inovasi teknologi yang didasarkan pada keuntungan ekonomis atau sumbangannya kepada pertumbuhan ekonomi.
2.     Pada tingkat konsekuensinya sosial, penerapan teknologi harus merupakan hasil kesepakatan ilmuwan sosial dari berbagai disiplin ilmu.
 
KEMISKINAN
Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti pangan, sandang, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan yang layak.
Secara kuantitatif, kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana taraf hidup manusia serba kekurangan atau “tidak memiliki harta beda. Sedangkan secara kualitati, pengertian kemiskinan adalah keadaan hidup manusia yang tidak layak.
Kemiskinan sangat berhubungan dengan masalah kesejahteraan masyarakat dan menjadi tingkat minimum yang didapatkan berdasarkan standar hidup masyarakat di suatu negara. Kemiskinan sudah menjadi masalah global, dimana setiap negara memiliki anggota masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan.
 
Ciri - Ciri Manusia yang Hidup di Bawah Garis Kemiskinan
Mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1.     Tidak memiliki faktor-faktor produksi sendiri seperti tanah, modal, ketrampilan, dan lain-lain.
2.     Tidak memiliki kemungkinan untuk memperoleh aset produksi dengan kekuatan sendiri, seperti untuk memperoleh tanah garapan atau modal usaha.
3.     Tingkat pendidikan mereka rendah, tidak sampai tamat SD.
4.     Kebanyakan tinggal di desa sebagai pekerja bebas.
5.     Banyak yang hidup di kota berusia muda, dan tidak mempunyai keterampilan.
 
Fungsi Kemiskinan
Robert K Merton, berpendapat bila suatu gejala mampu bereksistensi dan bertahan terus, tentu gejala itu memiliki fungsi yang positif. Kemiskinan merupakan gejala sosial yang mampu bertahan, dan tidak kunjung mengisyaratkan bahwa tanda-tanda tersebut akan lenyap. Merton, mendefiniskan fungsi sebagai semua akibat yang dapat diobservasi (dari suatu gejala) yang menuju pada tercapainya adaptasi atau penyesuaian suatu sistem sosial tertentu.
Menurut Herbert Gans, mendefinisikan arti fungsi dalam kaitannya dengan kelompok kepentingan, kelas sosial ekonomi dan populasi lain yang berkesamaan nilai yang terdapat dalam sistem sosial. Mengasosiasikan kemiskinan dengan fungsinya yang positif, sepintas lalu tampaknya mustahil. Tentu saja umum mengetahui bahwa lintah-lintah darat itu selalu memperoleh keuntungan dengan adanya kemiskinan. Tetapi lintah darat itu selalu dipandang masyarakat sebagai makhluk yang jahat, karena itu tingkah lakunya selalu digolongkan sebagai disfungsi kemiskinan.
Sekalipun jarang sekali diakui—setidaknya oleh pendapat umum—kemiskinan itu tak pelak juga fungsional dalam arti bahwa ia memungkinkan adanya berbagai profesi dan okupasi, berikut perluasannya. Seperti : kriminologi, pekerja sosial, dan kesehatan masyarakat. Bahkan saat ini kemiskinan juga membukakan lapangan kerja baru bagi profesi-profesi “pemeran kemiskinan”. Kemiskinan telah mensuplai cukup banyak informasi kepada para wartawan dan ilmuwan sosial, sehingga mereka tak pernah kekurangan bahan untuk menggugah perhatian umum pada kemiskinan. Jelaslah bahwa kemiskinan dan kaum miskin bisa memenuhi sejumlah fungsi positif bagi sekian banyak orang yang tidak miskin. Herbert Gans mengemukakan 13 fungsi kemiskinan baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun politik, yaitu:
1.     Memberikan jaminan bahwa pekerjaan kotor dalam masyarakat selalu ada yang menyelesaikan.
2.     Orang miskin bisa melakukan pekerjaan dengan upah yang rendah.
3.     Kemiskinan telah menciptakan lapangan kerja untuk sejumlah okupasi dan profesi yang bertugas "melayani" si miskin atau melindungi masyarakat dari ulah si miskin.
4.     Orang miskin adalah pembeli barang-barang yang tak laku lagi dijual ke orang-orang yang berada sehingga dengan demikian memperpanjang kegunaan ekonomis barang-barang itu.
5.     Mereka yang miskin dapat dengan mudah diidentifikasi dan dihukum sebagai pelanggar-pelanggar baik benar-benar sebagai pelanggar maupun yang sekedar dicurigai sebagai pelanggar yang demikian lalu memudahkan usaha mendemontrasikan ke tengah khalayak bahwa kaidah hukum dan kaidahkonvensional memang perlu dan telah ditegakkan.
6.     Orang miskin menyajikan alasan—juga membuka kesempatan—kepada golongan lain untuk mengerjakan perbuatan-perbuatan yang bebas—tanpa kekangan—di bidang seksual, konsumsi narkotika, dan mabuk-mabukan. Orang miskin sering disangka mudah dan suka mengerjakan perbuatan-perbuatan semacam itu.
7.     Orang miskin juga menyelenggarakan fungsi kultural yang langsung, yaitu dalam hal budaya yang mereka ciptakan diambil dan dilakukan juga oleh golongan kaya. Orang kaya seringkali mengkoleksi benda-benda kerajinan orang miskin. Misal : di AS banyak orang kaya yang suka dengan lagu-lagu blues, lagu rohani orang negro.
8.     Kemiskinan menjamin secara pasti kelangsungan status mereka yang tidak miskin. Orang miskin menjadi tolok ukur yang layak dipercaya untuk membandingkan status sosial warga setempat.
9.     Membantu mobilitas ke atas kelompok sosial yang berada tepat di jenjang atasnya. Misal; di Amerika banyak orang yang berhasil naik ke kategori kelas menengah karena dibiayai keuntungan yang diperoleh dari penjualan barang dan jasa kepada kaum miskin, termasuk barang dan jasa yang sesungguhnya dilarang oleh hukum.
10.Membantu kaum aristokrat dengan cara memberikan kesibukan kepadanya. Aristokrat masyarakat menggunakan kelompok kaum miskin sebagai sasaran perbuatan amalnya. Sehingga bisa menunjukkan statusnya.
11.Si miskin selalu dijadikan “korban” untuk menahan beban akibat perubahan dan perkembangan sosial. Misal di AS, orang miskin harus membanting tulang membangun kota, sedangkan kini orang miskin harus disingkirkan dari kota.
12.Kaum miskin memungkinkan dan menstabilkan proses politik. Misal orang miskin turut ambil bagian dalam pemilu dan kegiatan politik lain dalam jumlah yang lebih sedikit jumlah kesertaannya dari golongan lain. Sehingga suara orang miskin bisa diabaikan.
13.Peranan golongan miskin dalam proses penegakan kaidah-kaidah konvensional(seperti butir 5) ternyata juga mengandung fungsi politik penting. Pada sistem ekonomi yang mendasarkan pada ideologi kebebasan pasar memerlukan adanya populasi melarat yang dapat diprasangkakan telah melarat karena malas bekerja bukan akibat jeleknya sistem.
Sumber :
https://ispo.or.id/ilmu-pengetahuan-dan-kerja-ilmiah/
https://ciptadestiara.wordpress.com/category/4-hal-sikap-yang-ilmiah/
https://teknologi.id/insight/apa-itu-teknologi-sejarah-dan-pengertian-teknologi/
https://epistemologyideas.wordpress.com/2012/11/20/ilmu-pengetahuan-teknologi-dan-nilai/
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar