Nama : Desswara Mahardika
NPM : 10120295
KELAS : 1KA27
NOVEL 5 CM
Identitas
Buku :
Judul Buku : 5 CM
Pengarang Buku : Donny
Dhirgantoro
Penerbit Buku :PT. Grasindo
Tahun Terbit : 2007
Tebal Buku : 381 halaman
Sinopsis :
Buku 5cm ini menceritakan
tentang persahabatan lima orang anak manusia yang bernama Arial, Riani, Zafran,
Ian, dan Genta. Dimana mereka memiliki obsesi dan impian masing-masing. Lima
sahabat ini telah menjalin persahabatan selama tujuh tahun. Suatu ketika mereka
jenuh akan aktivitas yang selalu mereka lakukan bersama. Terbesit ide untuk
tidak saling berkomunikasi dan bertemu satu sama lain selama tiga bulan. Ide
tersebut pun disepakati. Selama tiga bulan berpisah itulah terjadi banyak hal
yang membuat hati mereka lebih kaya dari sebelumnya. Pertemuan setelah tiga
bulan yang penuh dengan rasa kangen akhirnya terjadi dan dirayakan dengan
sebuah perjalanan.
Didalam perjalanan
tersebut mereka menemukan arti manusia sesungguhnya.
Perubahannya itu mulai
dari pendidikan, karir, idealisme, dan tentunya love life. Semuanya terkuak
dalam sebuah perjalanan ‘reuni’ mereka mendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa,
Mahameru. Dan di sanalah cerita bergulir, bukan hanya seonggok daging yang
dapat berbicara, berjalan, dan punya nama. Mereka pun pada akhirnya dapat
menggapai cita-cita yang mereka impikan sejak dulu.
Setengah dari buku 5 cm
bercerita tentang keseharian lima sahabat ini, dari sifat-sifat mereka yang
berbeda satu dengan yang lain sampai dengan perilaku dan aktifitas mereka yang penuh
canda tawa, diselingi cerita tentang permasalahan antar-sahabat. Setengahnya
lagi, buku ini menuliskan petualangan kelima sahabat dalam mendaki gunung
Semeru.
Unsur Intrinsik Novel
Adapun yang membangun
unsur intrinsik didalam novel 5cm yaitu:
a) Tema
Seorang persahabatan lima
anak muda yang mempunyai kekuatan dan keajaiban mimpi dan keyakinan.
b) watak tokoh
• Tokoh Pertama
Arial:
Di dalam novel, Arial
digambarkan sebagai selalu tampil rapi dan simpel. Arial adalah sosok yang
tenang, pembawaannya selalu senyum, jarang mengejek, asik.
• Tokoh kedua
Riani:
Di dalam novel ini, Riani
adalah perempuan berkacamata, cantik, cerdas dan mengutamakan prestasi. Pribadi
yang memiliki karisma, selalu dominan dimana-mana, cerewet dan tidak mau kalah
dengan siapapun juga. Riani seorang aktivis kampus yang gemar membaca dan
banyak belajar. Dia juga suka berdebat.
• Tokoh ketiga
Zafran:
Didalam novel, tokoh
zafran termasuk orang yang pandai membuat puisi, pintar. Zafran punya kelakuan
yang berantakan . Zafran adalah orang yang akan bilang apa saja yang ingin dia
bilang.
• Tokoh keempat
Ian:
Didalam novel, ian adalah
tokoh yang gila bola, ia juga senang tantangan dan suka makan terutama indomie.
Selain itu, Ian juga gemar mengoleksi film orang dewasa .
• Tokoh kelima
Genta:
Di dalam novel ini, Genta
adalah pemimpinnya. Genta begitu menyukai Riani. Genta adalah orang yang peduli
terhadap orang lain, ia lebih mementingkan orang lain dibanding dirinya
sendiri. Genta adalah sosok yang baik, seorang aktivis kampus. Dia sangat
dikagumi teman-temannya.
Latar tempat
Pendakian menuju gunung
semeru
Alur
Di dalam cerita novel 5
cm ini termasuk alur maju mundur artinya dalam cerita terjadi flashback ke masa
lalu dan kejadian masa depan.
Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara
atau pandangan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar
dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita. Dalam Novel 5 centimeter sudut
pandang yang digunakan adalah orang ketiga tunggal.
Keunggulan novel 5 cm
• Keunggulan buku ini
adalah ceritanya yang menarik, menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, dan
alur cerita yang tidak membosankan sehingga pembaca ingin membaca buku ini
hingga halaman terakhir. Pesan moral yang disampaikan pun sangat baik sehingga
memotivasi pembaca agar bisa mengejar impian mereka dan membuat jadi nyata.
kelemahan novel 5 cm
• Kelemahan buku ini bagi
saya, akhir cerita di novel ini terlalu naif. Sekelompok sahabat itu masih saja
mempunyai “ruh” kaum muda meski sudah memiki keturunan dan hal tersebut terasa
juga pada anak-anak yang masih TK tetapi “jiwa”nya berjiwa kaum muda dewasa.
Kedua hal tersebut membuat pembaca sulit membedakan mana yang menjadi anak dan
mana yang menjadi bapak, mana yang pemuda dan mana pula yang anak-anak.
